Kamis, 26 Juli 2012

Pengalaman Mengerikan Saat Pergi Camping

Kejadian ini aku alami beberapa hari sebelum puasa kemarin. Aku dan sahabatku pergi camping ke daerah Lembang. Bersama Gio dan Lutfi, kami pergi bertiga. Yah.. Hitung – hitung penyegaran setelah kami ujian sidang. Kami berangkat siang hari, agar tidak kemalaman. Sampai di sana kami langsung membangun tenda. Suasana di sana sangat sepi. Karena mungkin sudah dekat bulan Puasa. Ya.. jadi jarang ada yang camping.

Di sana kami hanya bertemu satu tenda lain di atas. Dan itu pun sudah packing, Nampak bersiap – siap pulang. Karena memang kami sudah berniat, kami pun meneruskan untuk camping di sana. Akhirnya, setelah jam lima sore kami selesai membangun tenda dan perlengkapan lainnya.

Malam pertama kami benar-benar bersenang – senang. Bernyanyi – nyanyi… sambil bermain gitar dan minum. Akhirnya setelah kami cukup lelah, kami pun tidur.

Esok paginya aku bangun dan membereskan sisa api unggun. Dan membuat api unggun baru untuk makan siang. Namun saat aku akan mengambil minyak tanah. “Hah!!” aku melihat di dekat tenda situ ada bekas telapak tangan. Aku ingat sekali sebelumnya memang tidak ada.

Karena tidak berpikir yang aneh – aneh, aku pun menghiraukannya. Sampai… sekitar jam empat sore entah kenapa aku mulai merasa tak nyaman. Aku merasa kalau sore itu berbeda sekali suasanya dengan sore kemarin. Suasana saat itu sepi sekali. Bahkan tidak terdengar suara binatang satu pun. Hanya suara daun – daun pohon yang tergesek karena ditiup angin. Setelah Maghrib, suasana menjadi tambah seram. Kali ini sesekali bunyi lolongan anjing terdengar di sekitar.

Saat itu kami tak banyak bertingkah. Karena suasana di sana pun Nampak tidak bersahabat.  Dan Lutfi saat itu mulai bertingkah aneh. Ia menyilangkan kedua tangannya sambil memegang bahu dan matanya menatap kosong. Dia menggigil kedinginan.

“Fi? Fi kenapa lo, Fi?? Fi..?”
Lutfi pun tak menjawab. Akhirnya aku membawa Lutfi masuk ke tenda agar terasa hangat. Aku melihat di luar Gio, temanku yang satu lagi sedang beres – beres. Tingkahnya pun tampak aneh. Ia menyimpan panci yang berisi bubur kacang sisa makan malam tadi, lalu tanpa melihatku dia berjalan menunduk masuk ke dalam tenda. Aneh.. Aku duduk di depan api unggun, sambil membereskan piring sisa makan malam.

Dan ketika itu, “Aduuuhh…” ada seseorang yang melemparku dengan batu. Spontan aku melihat ke belakang. Tidak ada siapa – siapa. Namun “Astaga!” sepertinya ada seseorang di sekitar sini. Seseorang yang sedang memperhatikan kami sejak kemarin. Aku mengambil senter dan mencoba menerawang ke sekitar dengan senterku. Perlahan, aku bisa melihat batang – batang pohon tua juga rumput dari semak belukar. Dan ketika lampu senterku mengarah ke arah hutan depan tendaku, “Waaahh…..” tak sengaja lampu senterku menyorot seorang wanita yang mengintip dari balik pohon. Aku langsung membanting senterku dan bergegas masuk ke tenda.

“Hah.. Hah.. Hahh.. itu apa? Siapa?”  dengan nafas terengah engah, aku langsung menutup rapat – rapat tendaku. Aku lihat Lutfi masih terbaring menggigil. Dan kali ini Gio kulihat duduk bersila sambil kedua tangannya memegangi perutnya. Mulutnya berkomat – kamit. Seperti membaca doa. Dan wajahnya terlihat sangat pucat.

Ah.. Bola mata Gio tiba – tiba saja melihat ke arahku.  Dan dengan berbisik dia bilang padaku, “Ssstt.. Denger suara lonceng gak? Denger suara lonceng gak kamu..?”

“Lonceng??” aku terkejut, karena aku merasa tidak mendengar apa – apa. Kami pun sunyi sejenak untuk mencari suara yang Gio maksud. Da.. Dann..

TENG.. TENG.. TENG..

Benar saja. Dari jauh sayup – sayup terdengar suara lonceng. Mirip seperti suara lonceng delman. Suara itu mulai terdengar semakin dekat. Semakin mendekat.. Makin mendekat..

Sampai suara langkah kaki kudanya pun ikut terdengar. Aku dan Gio mulai panik. Kami ketakutan. Tapi karena penasaran, aku mengintip ke arah luar melalui celah – celah tenda. Suasana di luar sangat gelap gulita. Dan.. Dari jauh aku melihat cahaya kuning datang  mendekat sejalan dengan suara lonceng dan langkah kaki kuda yang semakin keras.

Karena ketakutan, aku langsung menutup lagi tendanya. Dan suasana kini berubaha drastis ketika,, “Ya TUHAN!!” Aku dikagetkan oleh Lutfi yang tiba – tiba saja teriak. Dan juga dengan bahasa Sunda. Namun tidak jelas. Kami mencoba membangunkannya. Tapi dia tetap saja seperti itu dan malah semakin keras, seperti kesurupan. Dan kami pun baru sadar kalau lonceng delman itu kini terdengar tepat di depan tenda kami. Karena kami bisa lihat ada cahaya kuning di depan tenda kami. Semakin terdengar jelas suara lonceng itu semakin keras pula suara Lutfi berteriak. Aku mencoba memegangi Lutfi. Sambil berusaha menyadarkan Lutfi. Gio pun membantuku. Dan tiba – tiba “Aaaaahhh….” Sebuah angin yang sangat besar menghembuskan tenda kami. Sampai – sampai tenda kami hampir terbalik. Dan ketika angin itu lewat seketika suara itu pun lenyap. Teriakan Lutfi pun terhenti.

“Haahhh…..” Aku dan Gio menghela nafas panjang. Berharap kejadian ini berhenti sampai di sini. Kami hanya bisa berdoa, hingga menunggu pagi. Aku tidak berani keluar. Di luar sangat gelap sekali. Sampai tidak terasa waktu telah melewati tengah malam. Tiba – tiba terdengar suara mobil. Aku memberanikan diri untuk melihat keluar. Dan aku melihat sebuah cahaya mobil yang berhenti di seberang hutan. Reflek aku langsung berlari mendekati mobil itu, meninggalkan Gio dan Lutfi.

Ternyata itu kakaknya Lutfi yang juga kembarannya Lutfi. Katanya ia mempunyai perasaan yang tidak enak. Dan akhirnya menyusul kami. Selagi kakaknya Lutfi memutarkan mobil, aku kembali ke tenda untuk mengajak Gio dan Lutfi.

“Gi…!!! Ayo Gi, itu kakaknya Lutfi! Buruan…” Tapi tidak ada jawaban dari Gio. Perlahan saat aku lihat ke dalam tenda, “ASTAGA!!!” Yang kulihat di dalam tenda kini kulihat ada tiga orang. Gio,, Lutfi,, Dan,, satu orang lagi, Seorang Wanita duduk sambil memegangi Lutfi!! Aku langsung menarik Gio dan Lutfi keluar dari tenda. Tak lama kakak Lutfi datang membantu, dan kami pun berhasil sampai di mobil. Hingga akhirnya, aku tak ingat berapa lama perjalanan itu.

Akhirnya kami sampai di rumah Lutfi. Dan memutuskan untuk beristirahat dan bermalam di sana.

Esok harinya, kami berkumpul. Lutfi Nampak sudah sadar. Dan kami pun saling bercerita. Ternyata pada malam pertama kita sedang bernyanyi – nyanyi, Lutfi melihat seorang wanita dengan postur tubuh yang tidak profosional. Kaki dan tangannya panjang, memanjat turun dari salah satu pohon. Setelah melihat itu, ia tidak menceritakannya padaku. Sampai saat malam berikutnya ia melihat lagi. Dan ketika itu badannya terasa kaku. Sampai akhirnya ia di bawa melayang oleh makhluk itu. Dan kembaran Lutfi melihat hal yang sama seperti yang dialami Lutfi. Namun di dalam mimpi. Maka dari itu ia datang menyusul.

Dan aku baru sadar. Dan terjelaskanlah telapak tangan yang ada di dekat pohon itu. Lain lagi yang dilihat Gio. Ia melihat sebuah kereta kencana dengan kuda mondar – mandir di sekitaran tenda. Yang akhirnya pun aku mendengarnya. Menurut Gio, sampai kita di dalam mobil pulang ke rumah Lutfi. Ia masih melihat kereta kencana itu mengikuti kami. Dan menghilang sampai di jalan yang agak ramai.

Setelah kejadian itu,, aku selalu berpikir.. Di tempat sesepi apapun kita.. Kita itu tidak pernah sendiri..

Kamu punya pengalaman menyeramkan atau cerita seram yang ingin kamu bagi?
kirim saja melalui email kami di "sharenightmareside@gmail.com" 

Jumat, 13 Juli 2012

edisi 12 Juli 2012

Kembali saya akan berbagi cerita dari Ardan Nightmare Side untuk kalian yang tidak sempat mendengarkan ceritanya, yang berada di luar Kota Bandung, Atau bahkan yang ingin menjadikan Cerita-cerita Nightmare Side sebagai Koleksi.
Terima Kasih Atas Kunjungannya!

Cerita Kali ini Tim Ardan Nightmare Side menyajikan 3 (tiga) cerita seramnya,
Berikut Judul dan Sinopsisnya :

* Pengalaman Menyeramkan di Cikole, Ciater

Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Galau, adalah sebuah perasaan yang setiap orang akan melakukan apa saja untuk menghilangkan perasaan ini. Contohnya aku dan Munte malam itu. Sebenarnya malam itu aku dan Munte hanya berniat makan malam di luar saja. Tapi entah darimana datangnya, tiba-tiba saja muncul ide gila dari Munte untuk pergi ke pemandian air panas di Ciater. Singkat cerita, malam itu pun kami menghabiskan malam minggu kami di pemandian air panas di Ciater. Suasana kolam sangat ramai. Dan itu juga yang membuat kami betah di sana. Sampai waktu pun mendekati dini hari. Munte mengajakku untuk pulang. Awalnya aku menolak, aku meminta kepada Munte untuk menunggu agak pagian. [Download. If you Want to Listen!]


* Diikuti Makhlus Halus, Akibat Memakan Sesajen
 
Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Namaku Tio. Aku ingin menceritakan sebuah kejadian yang aku alami sewaktu melakukan kegiatan KKN dulu. Kampusku memang selalu melakukan kegiatan itu setiap tahunnya. Dan saat itu, aku kebagian melaksanakan KKN di sebuah Desa di daerah Sukabumi. Di hari keberangkatan semua mahasiswa sudah berada di kampus pada pagi buta. Perjalanannya ternyata sangat lama. Tepat sebelum Dzuhur kami pun tiba di Desa itu. Suasana di Desa yang kudatangi itu cukup menyenangkan. Udaranya sejuk dan sepanjang mata memandang masih dipenuhi warna hijau oleh pepohonan. Kedatangan kami disambut oleh Bapak kepala Desa dan langsung diantar ke tempat tinggal kami selama di sana. [Download. If you Want to Listen!]

* Arwah Penasaran Nenek Korban Tabrak Lari

Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Namaku Nidia. Aku tinggal di Ujung Berung. Sehari - hari aku bekerja sebagai ShopKeeper di sebuah Factory Outlet. Namun tidak jarang aku menerima tawaran untuk menjadi SPG di berbagai event. Dari konser musik, sampai event bertema elektronik. Seperti kali ini contohnya. Aku menjadi SPG di sebuah Provider Celluler pada sebuah acara di Gazibu. Konser ini berlangsung dari pagi hari sampai tengah malam. Awalnya, aku sempat ragu untuk menerima tawaran ini karena jadwal shiftku bentrok dengan jadwal kerja di Factory Outlet. Beruntung karena ada teman yang menggantikan. [Download. If you Want to Listen!]


Link Download


Mediafire  [size 18.51 Mb] | Unduh Lagu Lingsir Wengi

Jumat, 06 Juli 2012

edisi 05 Juli 2012

Kembali saya akan berbagi cerita dari Ardan Nightmare Side untuk kalian yang tidak sempat mendengarkan ceritanya, yang berada di luar Kota Bandung, Atau bahkan yang ingin menjadikan Cerita-cerita Nightmare Side sebagai Koleksi.
Terima Kasih Atas Kunjungannya!

Cerita Kali ini Tim Ardan Nightmare Side menyajikan 3 (tiga) cerita seramnya,
Berikut Judul dan Sinopsisnya :

* Hantu Perempuan Baju Merah

Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Namaku Hedi. Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negri di daerah dago. Kosan ku persis berada di sebelah kampus dan menghadapnya langsung. Bahkan, kalo aku membuka pintu untuk keluar kamar, pemandangan yang terlihat adalaha bangunan kampusku. Aku tidak pernah punya firasat kalo hal ini ternyata membawaku ke peristiwa yang menyeramkan. Ini adalah pengalamanku melihat hantu wanita. Lebih tepatnya, hantu wanita berbaju merah. Yang katanya, sudah sering terlihat di kampusku. Ada yang melihatnya di kelas malam. Ada juga yang melihatnya di kamar mandi. .:.Download File untuk mendengarkan Cerita.:.


* Sosok hantu Bergaun Merah di Kampus Daerah Dipatiukur
 
Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Namaku Niken. Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah Universitas yang mengambil konsentrasi khusus di bidang komputer di Bandung. Universitas yang berlokasi di jalan Dipatiukur itu memiliki bangunan yang tinggi dengan sebuah Basement yang cukup luas. Dan sekarang, sedang mengalami pemugaran dan pembesaran gedung. Aku mahasiswi jurusan IF. Dimana jurusan IF adalah jurusan dengan tugas yang padat. Seringkali aku harus pulang malam dan menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas di kelas. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 6 sore. Aku masih berkutat dengan tugas-tugas teknik Informatika yang cukup banyak. Dengan tenang aku mengerjakan soal demi soal. .:.Download File untuk mendengarkan Cerita.:.

* Pengalaman Menyeramkan Saat Menaiki Kereta Api KRD di Stasiun Bandung

Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Perjalanan ini serasa tidak asing lagi bagiku. Meluncur ke kota Bandung menaiki kereta api. Namun, yang berbeda biasanya aku bermain ke Bandung bersama temanku tapi kali ini aku sendiri. Itupun karena perjalananku bukan untuk sekedar main, melainkan aku akan pergi ke salah satu Mall besar untuk membeli hardware komputer. Semuanya berjalan lancar. Sampai suatu ketika hari mulai gelap. Aku lihat jam di handphoneku menunjukkan jam 6 sore. Saatnya kembali ke stasiun untuk pulang. Setibanya di stasiun Bandung, aku langsung membeli karcis. Karcis KRD Ekonomi dan jadwal keberangkatannya jam 19.30 .:.Download File untuk mendengarkan Cerita.:.


Link Download


Mediafire  [size 18.25 Mb] | Unduh Lagu Lingsir Wengi

Jumat, 29 Juni 2012

edisi 28 Juni 2012

Kembali saya akan berbagi cerita dari Ardan Nightmare Side untuk kalian yang tidak sempat mendengarkan ceritanya, yang berada di luar Kota Bandung, Atau bahkan yang ingin menjadikan Cerita-cerita Nightmare Side sebagai Koleksi.
Terima Kasih Atas Kunjungannya!

Tapi Sebelumnya Mohon Maaf, Kami tidak bisa menyajikan cerita Nightmare Side yang disiarkan oleh Ardan Radio dengan sempurna. Streaming yang sering putus-nyambung mengakibatkan ceritanya menjadi terpotong beberapa bagian. Tapi kami telah berusaha untuk menyatukan audionya kembali, walaupun tidak sempurna.

Moga-moga Nightmare Side edisi minggu depan tidak terjadi masalah yang serupa lagi yaaa.. Mengingat Acara Nightmare Side dari Ardan Radio pada bulan Ramadhan akan libur sesaat. 

Cerita Kali ini Tim Ardan Nightmare Side menyajikan 3 (tiga) cerita seramnya,
Berikut Sinopsisnya :

* Diganggu oleh makhlus halus, saat menginap di rumah teman

Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Cerita ini dimulai ketika teman baruku mengundang makan siang di rumahnya. Sebelumnya, kami membeli bahan makanan di mini market lalu setelah itu pergi ke rumah temanku menggunakan motor. Sasti, namanya.Dia tinggal berdua dengan Ayahnya, di sebuah komplek yang disediakan khusus untuk dosen perguruan tinggi. Rumah-rumah itu dibangun saat jaman Belanda. Terlihat dari arsitek bangunannya yang sudah tua. Juga susunan rumah yang menunjukkan sebuah tingkatan drajat. Semakin rumahnya dekat dengan pusat kegiatan, yang paling besar halamannya dan paling besar rumahnya. Menunjukkan bahwa pemilik rumah itu banyak dihormati pada jamannya. Dan aku menuju ke sana. . . . . . . . . . . .



Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Malam minggu, sudah semestinya malam yang menyenangkan untuk banyak orang. Tapi malam minggu itu, sangat tidak menyenangkan buatku. Aku hanya memegang remote tv sambil menyenderkan kepalaku di bantalan sofa. Bulu-bulu halus yang bersenderan di pinggiran sofa, memberikan rasa nyaman, dan membuatku enggan bergerak sedikit pun. Sedari pagi aku sudah sendirian di rumah. Ayah dan ibuku, serta kedua adikku, sudah pergi sejak subuh hari. Mereka mengunjungi nenekku di kampung. Ibu sempat bilang, kalau dia hanya pergi satu hari saja, dan tidak akan menginap. Tapi sampai jam segini, keluargaku belum juga pulang. Aku juga sempat mengajak pacarku bermalam di rumahku, namun dia bilang dia akan datang setelah urusan di kantornya selesai. . . . . . . . . . .

* Lagi, Pengalaman Menyeramkan di Taman Sari

Klik Show Untuk Melihat Sinopsis
Insan muda, pernahkah kamu mendengarkan sebuah cerita dari nightmare side. Kemudian, kamu mengalaminya langsung? Semoga saja kamu tidak mengalaminya. Karena aku mengalami sebuah peristiwa menyeramkan setelah mendengar salah satu cerita di Nightmare Side.. . . . . .


Link Download


Minggu, 24 Juni 2012

Jembatan Ancol, Jakarta Utara

Pada tahun 1995, seorang pelukis di Ancol didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis. Ketika pelukis baru menggambar setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Warga percaya bahwa perempuan itu adalah Siti Ariah "Si Manis Jembatan Ancol". Mitos ini sudah ada sejakpuluhan tahun yang lalu. Di tahun 1960-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang, seorang pendayung perahu pernah bertemu dengan Si Manis. Perempuan itu naik perahu malam-malam dan membayar pendayung tersebut dengan daun. Penjual rokok pun pernah melihat Siti Ariah dari dekat. Saat itu ia melihat seorang wanita lewat di samping jembatan goyang. Ketika sudah agak jauh, perempuan itu berbalik arah menghampiri penjual rokok sambil tersenyum. Wanita itu berparas manis, serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, wanita itu menghilang.